Curhat Anak Sekolah Minggu Di NTT Usai Dicabuli Oknum Pendeta

 


Seorang calon pendeta (Vikaris) di kabupaten Alor diketahui telah mencabuli banyak anak-anak sekolah minggu di tempatnya melayani. Pelaku bernama Sepry  Ayub Snae (SAS) itu sungguh bejat dan bertindak diluar nalar. 


Pasalnya, gereja yang seharunya tempat ibadah umat, malah dijadikan tempat lampiaskan nafsu bejat. Sungguh terkutuk perbuatannya. Begitu ungkapan kekesalan orangtua dan keluarga pada korban. 

BACA JUGA: 

 

Tindakan bejat pelaku ia lakukan sejak bulan Mei tahun 2021 hingga Mei 2022, sampai ia ditarik oleh lembaganya karena masa tugas sudah selesai. 

Setelah dia pergi dari Alor baru ketahun aksi bejatnya. Untuk saat ini, baru 6 orang yang sudah berani mengaku jadi korban bejar Sepry. namun, menurut penuturan orangtua para korban, diduga sudah 20-30 orang yang jadi korban vikaris bejat itu. 

BACA JUGA: 


Curhat Orangtua Korban Pemerkosaan oleh Vikaris di Alor

Pelaku merupakan seorang vikaris yang bertugas di kabupaten Alor, tepatnya di desa Nailang. Jarak Desa Nailang cukup Jauh dari Kota Kalabahi. Pelaku ditempatkan di Alor sejak tahun 2021.  Iakerap kali melakukan kegiatan malam hari seperti Bazar dan lain-lain yang melibatkan anak-anak PAR. 

BACA JUGA: Beredar, Ini Vidio Goyang Banto-Ramas Pa*tat Di BTN Kolhua Yang Berujung Kantor Polisi

Pelaku melancarkan aksi bejatnya dengan  modus agar para korban yang masih anak-anak untuk mendapatkan karunia. Atau untuk mendapatkan indra keenam atau untuk mengobati anak-anak yang menurut pelaku sedang sakit. Hal itu ia lakukan bukan saja pada 6 orang anak yang saat ini  sudah berani cerita, tetapi masih banyak lagi.  


Anak-anak disuruh masuk ke kamar. Di dalam kamar itu, pelaku membuka pakian korban, lalu pelaku meraba-raba dan meremas payudara dan kemaluan korban. Ketika korban merasa kesakitan, pelaku selalu mengatakan, "AMIN, DALAM NAMA YESUS". Korban yang masih anak-anak itu dengan lugu, mengikuti seluruh perintah pelaku. 

BACA JUGA:


Setelah meremas dan memasukkan jari ke kemaluan korban, pelaku mulai memperkosa para korban dengan modus, itulah cara untuk menyembuhkan sakit yang diderita anak-anak yang sedang kemasukkan roh jahat. 


Ketika korban menangis kesakitan, pelaku selalu mengatakan bahwa kesakitan itu karena baru pertama kali. Nanti setelah kedua dan seterusnya tidak sakit lagi. Semua korban, digilir oleh pelaku pada tempat yang sama, tetapi waktu berbeda.

 

Ketika melakukan aksi bejatnya, pelaku juga sering merekam semua aksi pemerkosaan itu. Vidio itulah yang manjadi alat untuk mengancam korban agar tidak cerita kepada orang lain. Karena kalau diceritakan, vidio itu akan disebarkan oleh pelaku. 

BACA JUGA: 


Sebenarnya, aksi bejat pelaku sudah terbongkar jauh hari sebelum kasus ini terungkap ke publik. Selama ini, pelaku dalam pendampingan oleh lembaganya. Pelaku sudah dikenakan sanksi oleh lembaganya, yakni penangguhan pentabisan pendeta. Karena lembaganya hanya tahu kalau pelaku hanya menghamili seorang gadis di sana, (bukan pemerkosaan). 

BACA JUGA: 



Namun, semua terungkap ke publik, setelah ada salah satu orangtua korban tidak terima dan melaporkan ke pihak kepolisian. Maka semua terbongkar dan pelaku sudah ditangkap. 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel